Jumat, 20 November 2015

e-LEARNING

  A. MENEGENAL E-LEARNING    1. Pengertian E-learning






E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :

  • Jaya Kumar C. Koran (2002)e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.

  • Dong (dalam Kamarga, 2002)
    e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
    elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

  • Rosenberg (2001)
    menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

  • Darin E. Hartley [Hartley, 2001]eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

  • LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]
    eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.

E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.

E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
2. Latar Belakang perlunya E-Learning
Latar belakang penggunaan e-learning di dasarkan pada fakta bahwasannya pembelajaran konvensional dalam beberapa aspek dirasa kurang menunjang jika dibandingkan dengan pengajaran modern yang menggunakan e-learning. E-learning tidak serta merta dijadikan sebagai subtituen dari pengajaran konvensional, tetapi secara terintegrasi difungsikan sebagai suplemen materi pengajaran konvensional. Terkait dengan fungsinya sebagai suplemen penunjang metode pembelajaran konvensional, terdapat berbagai elemen yang terdapat dalam sistem e-learning, antara lain:
• Soal-soal; Materi dapat disediakan dalam bentuk modul, adanya soal-soal yang disediakandan hasil pengerjaannya dapat ditampilkan.
• Komunitas; Para pelajar dapat mengembangkan komunitas online untuk memperoleh dukungandan berbagai informasi yang salaing menguntuingkan.
• Pengajar online; Para pengajar selalu online untuk memberikan arahan kepada para pelajar,menjawab pertanyaan dan membantu dalam diskusi.
• Kesempatan bekerja sama; Adanya perangkat lunak yang dapat mengatur pertemuan online sehingga belajardapat dilakukan secara bersamaan atau realtime tanpa kendala jarak.
• Multimedia; Penggunaan teknologi audio dan video, dalam penyampaian materi sehinggamenarik minat dalam belajar seperti telepon, voice mail telephone, radio, audio,televisi, videotape, video text, video messaging.
3. Karakteristik E-Learning


Karakteristik e-learning, antara lain:
a.    Memanfaatkan jasa teknologi elektronik (informasi dan komunikasi); di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Teknologi yang digunakan dapat berupa internet sehingga penyampaian pesan dan komunikasi antara pebelajar dengan pebelajar, pebelajar dengan pembelajar, dan pembelajar dengan pembelajar dapat dilakukan secara mudah dan cepat.
b.    Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
c.    Menggunakan bahan pelajaran yang bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Dengan menggunakan e-learning, pebelajar dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak dilakukan secara langsung. Dabbagh (2007) menjelaskan online learner harus memiliki kemampuan learn how to learn, memiliki disiplin, mampu memonitor perkembangannya sendiri, mampu memotivasi diri, dan mampu memanajemen diri. Intinya, dengan menggunakan e-learning pebelajar dituntut untuk dapat mengorganisir dirinya sendiri dalam belajar. Oleh karena itu pembelajar harus dapat mendesain e-learning yang dapat memotivasi pebelajar. Menurut Allen (2007) memotivasi pebelajar dalam e-learning dapat dilakukan melalui konteks, tantangan, aktivitas yang bervariasi, dan umpan balik yang  membangun.
d.    Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
e.    Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer.
f.     Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.
Dari beberapa karakteristik ini, diperoleh pengetahuan bahwa pengembangan ELearning tidak semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara online saja, namun harus komunikatif dan menarik. Materi pelajaran didesain seolah siswa belajar di hadapan guru melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat menghasilkan E-Learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang E-Learning, yaitu “sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan memudahkan siswa dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem E-Learning itu sendiri, sehingga waktu belajar siswa dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem ELearning nya.
Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan siswa di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, siswa diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat siswa betah berlama-lama di depan layar komputernya.
Secara ringkas, E-Learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital melalui internet. Karena itu E-Learning perlu mengadaptasi unsur-unsur yang biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. Misalnya dimulai dari perumusan tujuan yang operasional dan dapat diukur, ada apersepsi atau pre tes, membangkitkan motivasi, menggunakan bahasa yang komunikatif, uraian materi yang jelas. Contoh-contoh konkrit, problem solving, tanya jawab, diskusi, post test, sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya. Oleh karena itu merancang E-Learning perlu melibatkan pihak pihak terkait, seperti pengajar, ahli materi, ahli komunikasi, programmer dan ahli ahli lain yang terkait. 
Persiapan Bahan E-Learning
1. Desain Grafis
Desain grafis diperlukan untuk membuat suatu media e-lerarning berupa web atau blog menjadi lebih menarik untuk dilihat serta mudah di oprasikan oleh para user yang mem view web atau blog kita. bentuk desain grafisnya sendiri bisa dibuat dengan bebagai software desain grafis dan multimedia seperti adobe photoshop, adobe Flash dll.
2. Dokumen E-learning
Selain pembuatan Desain suatu web atau blog tentunnya kita pula harus mempersiapkan materi atau dokumen-dokumen yang akan kita postingkan pada web atau blog yang kita gunakan. dokumen ini bisa kita langsung postingkan pada halaman web kita atau kita pula bisa kita Upload kan terlebih dahulu di web-web penyedia filehosting seperti ziddu, sharebeast, tusfiles, mediafire dan masih banyak lagi. agar nantinya para user web kita mudah untuk mengakses dokumen kita.
3. Soal Tanya Jawab
Soal tanya jawab ini juga kita perlu postingkan di laman atau di file dokumen tadi, tentunya kita juga harus mempersiapkan beberapa butir soal tanya jawab. selain kita bisa menyampaikan materi tanpa tatapmuka kita juga bisa memberikan mereka soal-soal pertanyaan tentang materi yang dibahas tadi, agar ada umpan baliknya dari materi tersebut.
4. Dokumen Multimedia 
untuk menunjang model pembelajaran e-learning ini kita juga memerlukan doukumen lain yang tidak hanya berupa teks atau tulisan melainkan kita juga perlu suatu media untuk mempermudah siswa kita memahami materi yang disampaikan bisa berupa audio atau video. Jika materi yang disampaikan terasa sukar dipahami jika hanya di baca saja dan perlu suatu pencontohan/gambaran agar bisa dipahami, nah kita perlu juga memberikan  suatu gambaran yang sesuai dengan materi kita. sehingga dengan ini pembelajaran melalui e-learning ini bisa lebih efektif lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar